MAKALAH BUDI DAYA TANAMAN KELAPA SAWIT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guinensis jack) merupakan salah satu jenis tanaman
perkebunan yang menduduki posisi terpenting di sektor pertanian, hal ini
dikarenakankelapa sawit mampu menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya
jika dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak atau lemak lainya . Selain
itu kelapa sawit juga memiliki banyak manfaat yaitu sebagai bahan bakar
alternatif Biodisel, bahan pupuk kompos, bahan dasar industri lainnya seperti
industri kosmetik, industri makanan, dan sebagai obat.Prospek pasar bagi olahan
kelapa sawit cukup menjanjikan, karena permintaan dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan yang cukup besar, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar
negeri. Oleh sebab itu, sebagai negara tropis yang masih memiliki lahan yang
cukup luas, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan perkebunan kelapa
sawit.
Saya memilih lokasi
penanaman di kota Riau karena lokasinya yang cukup luas.Riau memiliki tanah
mineral masam yang pada umumnya memiliki kandungan bahan organik yang rendah
sehingga sumber energi bagi mikroorganisme di dalam tanah tidak tersedia
menyebabkan aktivitas mikroorganisme menjadi berkurang sehingga proses
perombakan di dalam tanah menjadi berkurang pula. Upaya dalam mengatasi masalah
adalah dengan penambahan unsur hara ke dalam tanah(pemupukan) dan melakukan
pengapuran dalam meningkatkan pH tanah serta penambahan bahan organik seperti
tandan kosong kelapa sawit untuk meminimalisir biaya ekonomi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari
pembuatan makalah budidaya tanaman kelapa sawit ini antara lain :
1. Mengetahui cara
budidaya tanaman kelapa sawit dengan baik dan benar
2. Mengetahui dan
memahami syarat tumbuh dari kelapa sawit
3. Mengetahui
estimasi produksi panen kelapa sawit
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Botani dan
Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Kelapa
sawit yang tumbuh tegak lurus dapat mencapai ketinggian 15 – 20 meter. Tanaman
berumah satu (monoecious) karena bunga jantan dan bunga betina terdapat pada
satu pohon.Bunga kelapa sawit terdiri dari bunga jantan dan bunga betina.
Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat
lebih besar dan mekar (Setyamidjaja,.2006).Akar tanaman kelapa sawit
mempunyai sistem perakaran serabut. Jika aerasi cukup baik, akar tanaman kelapa
sawit dapat menembus kedalaman 8 m di dalam tanah, sedangkan yang tumbuh ke
samping dapat mencapai radius 16 m (Sastrosayono, 2003)
Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur
12 tahun pelepah kelapa sawit yang mengering akan terlepas sehingga menjadi
mirip dengan tanaman kelapa. Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk
yang di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam
dan keras di kedua sisinya. Anak-anak daun (foliage leaflet) tersusun
berbaris dua sampai ke ujung daun. Buah kelapa sawit
terdiri atas beberapa bagian, yaitu
eksokarp, perikarp, mesokarp, endokarp, dan kernel. Mesokarp yang masak
mengandung 45 – 50 % minyak dan berwarna merah kuning karena mengandung
karoten. Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah
tergantung bibit yang digunakan (Sunarko, 2007).
1.
Syarat Tumbuh Kelapa
Sawit
Habitat aslinya kelapa
sawit adalah daerah semak belukar. Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian
1-500 mdpl dengan kelembaban 80-90% dan kecepatan angin 5-6 km/jam untuk
membantu proses penyerbukan. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil,
2000-2500 mm setahun. Pola curah hujan tahunan memengaruhi perilaku pembungaan
dan produksi buah sawit.Tanaman kelapa sawit memerlukan penyinaran antara 5-7
jam/hari. Temperatur optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit 24°C – 28°C.
Kelapa sawit dapat
tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial
atau Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Produksi
kelapa sawit lebih tinggi jika di tanam di daerah bertanah Podzolik. Kemiringan
lahan kebun kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15°. Jika kemiringan lahan
sudah melebihi 15° maka diperlukan tindakan konservasi tanah berupa pembuatan
terasan, tapak kuda, rorak dan parit kaki bukit.
2.
Kesesuaian lahan
Lahan yang
sesuai untuk kelapa sawit dapat berupa
hutan primer dan sekunder, semak belukar, bekas
perkebunan komoditas lain (karet, kelapa, kakao),
padang alang-alang, atau bahkan bekas kebun tanaman
pangan (jagung, singkong, padi gogo), serta kebun
kelapa sawit tua (peremajaan). Teknik pembukaan
lahan dapat dilakukan secara manual, mekanis, kimia atau
kombinasi, tergantung keadaan vegetasinya.
a. Ketinggian Tempat :
Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat 1000
mdpl. Namun, untuk produktivitas optimalnya diketinggian 400m dpl.
b. Topografi : Baik
dikemiringan lereng 0°-12° atau 21%. Lahan yang kemiringannya 13°-25° masih
bisa ditanami kelapa sawit, tetapi petumbuhannya kurang baik. Untuk lahan yang
kemiringannya >25° sebaiknya tidak dipilih karena menyulitkan dalam
pengangkutan buah saat panen dan beresiko terjadi erosi.
c. Drainase : Kelapa
sawit memerlukan oksigen sehingga tidak menyukai daerah yang tergenang.
Drainase yang jelek dapat menghambat kelancaran penyerapan unsur hara dan
proses nitrifikasi , sehingga tanaman akan kekurangan unsur nitrogen (N).
d. Tanah : Kelapa
sawit dapat tumbuh di tanah podsolik, latosol, hidromorfik kelabu, regosol,
andosol, dan alluvial. Tanah gambut juga dapat di tanami kelapa sawit asalkan
ketebalan gambutnya tidak lebih dari satu meter dan sudah tua (saphrik). Sifat
tanah yang perlu di perhatikan untuk budi daya kelapa sawit adalah sebagai
berikut :
* Sifat
Fisik Tanah : Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik di tanah yang
bertekstur lempung berpasir, tanah liat berat, tanah gambut memiliki ketebalan
tanah lebih dari 75 cm, dan berstruktur kuat.
* Sifat
Kimia Tanah : Untuk mendapatkan produksi yang tinggi dibutuhkan
kandungan unsur hara yang tinggi dan pH tanah bereaksi dengan asam dengan
kisaran nilai 4,0-6,0 dan ber pH optimum 5,0-5,5.
3.
Kesesuaian iklim
Menurut Mangoensoekarjo (2007) Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis
(15° LU – 15° LS). Curah hujan optimal untuk tanaman kelapa sawit adalah 1 250
– 2 500 mm/tahun. Kelapa sawit lebih toleran dengan
curah hujan yang tinggi dibandingkan dengan
jenis tanaman lainnya. Jumlah bulan kering lebih dari 3 bulan
merupakan faktor pembatas berat. Adanya bulan kering yang panjang
dan curah hujan yang rendah akan menyebabkan
terjadinya defisit air. Keadaan angin tidak terlalu berpengaruh
karena kelapa sawit lebih tahan terhadap angin kencang di bandingkan tanaman
lainnya (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2006).
4.Rencana.budidaya
1.Pemilihan.Benih,.Varietas.dan.Bentuk.Benih
Secara garis besar ada 3 (tiga) jenis benih kelapa sawit yang dibudidayakan menurut ketebalan dagingnya yaitu Dura, Pisifera dan Tenera.Benih yang saya pilih adalah benih jenis Tenera. Tenera dihasilkan dari persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki tempurung yang tipis (3-20%), ukuran biji sedang (3-15%), persentase daging per buahnya mencapai 90%, kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%. Cara penyemaiannya, kecambah dimasukkan polibag 12×23 atau 15×23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun,4-5,helai.bibit,dipindahtanamkan.
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40×50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak.
1.Pemilihan.Benih,.Varietas.dan.Bentuk.Benih
Secara garis besar ada 3 (tiga) jenis benih kelapa sawit yang dibudidayakan menurut ketebalan dagingnya yaitu Dura, Pisifera dan Tenera.Benih yang saya pilih adalah benih jenis Tenera. Tenera dihasilkan dari persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki tempurung yang tipis (3-20%), ukuran biji sedang (3-15%), persentase daging per buahnya mencapai 90%, kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%. Cara penyemaiannya, kecambah dimasukkan polibag 12×23 atau 15×23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun,4-5,helai.bibit,dipindahtanamkan.
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40×50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak.
2. Penyiapan lahan.
1.
Pembukaan Lahan
Dilakukan dengan cara
membuat jalan rintisan untuk pengukuran, membuat petak- petak
hektaran(blok),menebang pohon berdiameter lebih dari 3 inch menggunakan
chainsaw. Batang pohon yang sudah di tebang, dipotong menjadi ukuran yang lebih
kecil dan di tumpuk agar lebih mudah kering. Untuk rencana peremajaan, semua
dahan dan ranting dari pohon yang sudah di tebang di potong sepanjang 5 meter lalu
di tumpuk menurut barisan yang teratur. Tanggul atau sisa pohon bekas
penebangan liar yang letaknya bertepatan dengan lubang tanaman harus di bongkar
1.
Pengolahan Tanah
Pengolah tanah
dilakukan dengan cara membersihkan lahan dari gulma menggunakan traktor dengan
dua rotasi yang berurutan berupa pembajakan dan penggarukan, arahnya tegak
lurus atau paling tidak sedikit menyilang. Sementara itu, interval antara
rotasi minimum dilakukan dalam dua minggu.
2.
Pembuatan Jalan,
Parit, dan Teras
Pembuatan Jalan
dilakukan dengan cara mengorek, menimbun, mengeraskan bagian lapangan, membuat
bentang, dan membuat parit di sebelah kiri-kanan jalan. Jalan utama dan jalan
produksi dibuat dengan bulldozer dan atau grader. Jalan sepanjang 1 km dibuat
dalam waktu 40-80 jam kerja dengan pemakaian bahan bakar 80 liter/jam kerja.
Selanjutnya, jalan di padatkan dengan menggunakan alat pemadat (bomag).
Pekerjaan ini umumnya dilakukan pada akhir musim hujan. Pembuatan parit
dikerjakan dengan menggali tanah sesuai ukuran dasar. Tanah galiannya di buang
ke tempat tertentu.Saluran air di daerah berbukit berupa saluran kebun dan
saluran utama yang menyalurkan air ke saluran drainase alam (sungai). Saluran
kebun di buat setiap 16 baris tanaman kelapa sawit dan di buat menurut kontur
lahan. Saluran utama di buat dengan lebar bagian atas 150 cm, lebar bagian
bawah 80 cm. saluran kebun di buat dengan lebar bagian atas 90 cm, lebar bagian
bawah 60 cm, dan kedalaman 60 cm. Teras individu di buat menggunakan mal
berbentuk tapak kuda dengan muka teras menhadap kearah lereng bukit. Ukuran
teras 3 m x 3 m, jarak antara ajir tanaman dan tepi muka teras selebar 1,25 m.
3. Penanaman
Penentuan.Pola,Tanaman
Pola tanam menggunakan sistem monokultur. Tanaman penutup tanah (legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
Pola tanam menggunakan sistem monokultur. Tanaman penutup tanah (legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
Pembuatan.Lubang,Tanam
Pembuatan lubang dilakukan secara mekanis. Lubang tanam disiapkan 2 – 4 minggu sebelum tanam, sebaiknya paling lambat 4 minggu. Ukuran lobang berkisar antara 60 dan 90 cm dengan kedalaman 60 cm, tergantung kondisi tanah. Jika tanah gembur dan subur, cukup 60 x 60 x 60 cm, tetapi kalau tanahnya lebih padat atau berliat dan kurang subur, sebaiknya ukuran lobang lebih besar.Jarak tanam yang direkondasikan adalah 9x9x9 m sistem persegi panjang. Penggalian lubang dilakukan pada titik ajir sedemikian rupa sehingga ajir berada tepat di tengah lubang tanam. Buat tanda batas penggalian dengan tongkat berukuran tadi sebelum ajir dicabut untuk penggalian lubang. Setelah lubang selesai, ajir harus dikembalikan pada posisi tepat di tengah lubang. Tanah galian dipilah dua yaitu lapisan atas (top soil) dan lapisan bawah (sub soil) serta meletakkannya terpisah pada sisi lubang yang berbeda (kiri – kanan atau utara – selatan) dalam arah yang konsisten.
Pembuatan lubang dilakukan secara mekanis. Lubang tanam disiapkan 2 – 4 minggu sebelum tanam, sebaiknya paling lambat 4 minggu. Ukuran lobang berkisar antara 60 dan 90 cm dengan kedalaman 60 cm, tergantung kondisi tanah. Jika tanah gembur dan subur, cukup 60 x 60 x 60 cm, tetapi kalau tanahnya lebih padat atau berliat dan kurang subur, sebaiknya ukuran lobang lebih besar.Jarak tanam yang direkondasikan adalah 9x9x9 m sistem persegi panjang. Penggalian lubang dilakukan pada titik ajir sedemikian rupa sehingga ajir berada tepat di tengah lubang tanam. Buat tanda batas penggalian dengan tongkat berukuran tadi sebelum ajir dicabut untuk penggalian lubang. Setelah lubang selesai, ajir harus dikembalikan pada posisi tepat di tengah lubang. Tanah galian dipilah dua yaitu lapisan atas (top soil) dan lapisan bawah (sub soil) serta meletakkannya terpisah pada sisi lubang yang berbeda (kiri – kanan atau utara – selatan) dalam arah yang konsisten.
Cara,Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan yaitu bulan Oktober dan bulan November, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Lalu gunakan 1 botol SUPER NASA yang diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
Penanaman pada awal musim hujan yaitu bulan Oktober dan bulan November, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Lalu gunakan 1 botol SUPER NASA yang diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
B. Estimasi
produksi
a. Kriteria Matang Panen
Kelapa sawit mulai
berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat
dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang
panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang
panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya
kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang
beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan
kuran lebih 10 butir dan tanaman dengan umur lebih 10 tahun, jumlah brondolan
sekitar 15-20 butir. Tanaman kelapa sawit akan menghasilkan tandan
buah segar (TBS) yang dapat dipanen pada saat
tanaman berumur 3 atau 4 tahun. Produksi TBS
yang dihasilkan akan terus bertambah seiring bertambahnya
umur dan akan mencapai produksi yang optimal dan maksimal
pada saat tanaman berumur 9 – 14 tahun,
dan setelah itu produksi TBS yang
dihasilkan akan mulai menurun. Umumnya, tanaman kelapa sawit akan
optimal menghasilkan TBS hingga berumur 25 – 26 tahun.
b. Cara Panen
Pemanenan dilakukan
untuk umur <7 tahun menggunakan alat dodos dengan lebar 10-12,5 cm
dengan gagang pipa besi atau tongkat kayu dan untuk kelapa sawit umur >7 tahun
menggunakan egrek yang disambung dengan pipa alumunium atau batang bambu. Untuk
memudahkan pemanenan, sebaiknya pelepah daun yang menyangga buah dipotong
terlebih dahulu dan diatur rapi di tengah gawangan. Tandan buah yang matang
dipotong sedekat mungkin dengan pangkalnya, maksimal 2 cm. Brondolan harus
bersih dan tidak tercampur tanah atau kotoran lain. Selanjutnya tandan dan
brondolan dikumpulkan di TPH.
c. Panen Pertama
Pemanenan pertama
dilakukan setelah 4 tahun dengan hasil produksi 0,5ton/ha perbulannya. ). Per
kilo 1700 rb. 0,5 ton (500 kg) x 1700 = 850 rb.
Hasil akan naik
seiring dengan umur tanaman, berikut perkiraannya :
Tahun ke 6 – 10 =>
1,2 ton – 1,5 ton per HA tiap bulan
Tahun ke 11 – 15 =>
1,6 ton – 2,5 ton per HA tiap bulan
Jadi pada tahun
ke 4 bisa mendapatkan hasil panen per HA per bulan sekitar 700 rb per bulan.
Jika dihitung secara sederhana 700 rb x 36 bulan = 25 jt-an.Modal yang
dikeluarkan sekitar 17 jt per HA sampai umur 4 th. Ada selisih 8 jt-an yang
bisa dipakai untuk ongkos produksi selama 3 th tersebut (dari umur 4 th – 7
th).JADI ESTIMASI saya pada umur 7 th atau setelah sawit menghasilkan yaitu
umur 4 th, dimana ini berarti ada masa 3 tahun yang dibutuhkan supaya BEP
setelah panen.
Masa BEP yang
sebenarnya sendiri saat umur 7 th. Setelah umur 7 tahun dimana hasil yang
didapat untuk tiap HA juga naik sedang biaya produksi untuk pupuk, pemangkasan
daun, penyemprotan relative sama dengan sebelum 4 th. Biaya yang naik adalah
biaya ongkos panen dan ongkos transportasi (biaya untuk mengangkut hasil panen)
sampai pabrik.Dalam keadaan yang optimal, produktivitas kelapa sawit dapat
mencapai 20-25 ton TBS/ha/tahun atau sekitar 4-5 ton minyak sawit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada umumnya tanaman
kelapa sawit tumbuh pada lahan semak belukardengan ketinggian 1-500 mdpl dengan
kelembaban 80-90% dan kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses
penyerbukan. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm
setahun. Pola curah hujan tahunan memengaruhi perilaku pembungaan dan produksi
buah sawit.Tanaman kelapa sawit memerlukan penyinaran antara 5-7 jam/hari.
Temperatur optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit 24°C – 28°C. Kelapa sawit
dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial
atau Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Produksi
kelapa sawit lebih tinggi jika di tanam di daerah bertanah Podzolik jika
dibandingkan dengan tanah berpasir dan gambut. Kemiringan lahan kebun kelapa
sawit sebaiknya tidak lebih dari 15°. Jika kemiringan lahan sudah melebihi 15°
maka diperlukan tindakan konservasi tanah berupa pembuatan terasan, tapak kuda,
rorak dan parit kaki bukit.
Tanaman kelapa sawit
mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat
dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang
panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang
panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya
kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang
beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah
brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman dengan umur lebih 10 tahun, jumlah
brondolan sekitar 15-20 butir. Tanaman kelapa sawit akan
menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang dapat dipanen
pada saat tanaman berumur 3 atau 4
tahun.
Pemanenan pertama
dilakukan setelah 4 tahun dengan hasil produksi 0,5ton/ha perbulannya. ). Per
kilo 1700 rb. Hasil akan naik seiring dengan umur tanaman, dapat diperkirakan
pada Tahun ke 6 – 10 adalah 1,2 ton – 1,5 ton per HA tiap bulan dan tahun
ke 11 – 15 adalah 1,6 ton – 2,5 ton per HA tiap bulan
DAFTAR PUSTAKA
Anonymousa,
2013. http://www.google.com/Estimasi-produksi-kelapa-sawit.html diakses pada tanggal 07 April 2013
Anonymousb ,2013.http://www.google.com/Budidaya-Tanaman-Kelapa-Sawit.html diakses pada tanggal 07
April 2013
Lubis, A,U.
1992.Kelapa sawit (Elais guineensis
Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian
Perkebunan,Marihat-Bandar Kuala.435 hal
Mangoensoekarjo,S. dan
H. Semangun. 2000. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta. 605 Hal.
Purba, R.Y.,
Susanto, A., Sudharto, P. 2005. Serangga Hama Kelapa Sawit.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. 29 hal.
Sastrosayono, S.,
2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Setyamidjaja, D.
2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 62 Hal.
Sunarko,
2007. Petunjuk Praktis Budidaya dan
Pengolahan Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Industri pengolahan Sawit
Guru: Ibar, S.pd
O
L
E
H
E
H
Ibar Rocker
KELAS:XII IPS 1
SMA N 2 NGABANG
KABUPATEN LANDAK
2014/2015
2014/2015
BAB 1
PENDAHULUAN
§ Latar Belakang
Di Indonesia, tanaman kelapa sawit banyak dikebunkan oleh perusahaan-perusahaan besar, baik pemerintah maupun swasta. Bahkan masyarakat pun banyak bertanam kelapa sawit. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman kelapa sawit sangat cocok tumbuh di Indonesia. Jika Indonesia ditargetkan untuk menjadi negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, tentunya banyak orang-orang yang mengelolanya, mulai dari pembibitan, penanaman sampai ke teknik pengelolahan hasil panen harus berlaku profesional.
§ Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
o Sebagai bahan kajian siswa mengenai panen dan penanganan pasca panen pada tanaman kelapa sawit.
o Sebagai cara untuk mempelajari berbagai cara panen dan penanganan pasca panen pada tanaman kelapa sawit.
o Sebagai syarat untuk melaksanakan tugas individu dari guru pembimbing.
§ Rumusan Masalah
o Apa itu Kelapa Sawit ?
o Bagaimana karakteristik dari Kelapa Sawit ?
o Bagaimana sejarah penyebaran Kelapa Sawit di Indonesia ?
o Bagaimana cara pemasaran Kelapa Sawit ?
o Apa saja kandungan yang terdapat dalam Kelapa Sawit ?
o Apa saja manfaat Kelapa Sawit ?
o Bagaimana cara pembudidayaan dan cara pemeliharaan Kelapa Sawit ?
o Apa sajakah hasil olahan yang dihasilkan dari Kelapa Sawit ?
Di Indonesia, tanaman kelapa sawit banyak dikebunkan oleh perusahaan-perusahaan besar, baik pemerintah maupun swasta. Bahkan masyarakat pun banyak bertanam kelapa sawit. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman kelapa sawit sangat cocok tumbuh di Indonesia. Jika Indonesia ditargetkan untuk menjadi negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, tentunya banyak orang-orang yang mengelolanya, mulai dari pembibitan, penanaman sampai ke teknik pengelolahan hasil panen harus berlaku profesional.
§ Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
o Sebagai bahan kajian siswa mengenai panen dan penanganan pasca panen pada tanaman kelapa sawit.
o Sebagai cara untuk mempelajari berbagai cara panen dan penanganan pasca panen pada tanaman kelapa sawit.
o Sebagai syarat untuk melaksanakan tugas individu dari guru pembimbing.
§ Rumusan Masalah
o Apa itu Kelapa Sawit ?
o Bagaimana karakteristik dari Kelapa Sawit ?
o Bagaimana sejarah penyebaran Kelapa Sawit di Indonesia ?
o Bagaimana cara pemasaran Kelapa Sawit ?
o Apa saja kandungan yang terdapat dalam Kelapa Sawit ?
o Apa saja manfaat Kelapa Sawit ?
o Bagaimana cara pembudidayaan dan cara pemeliharaan Kelapa Sawit ?
o Apa sajakah hasil olahan yang dihasilkan dari Kelapa Sawit ?
BAB 2
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
§ Pengertian Kelapa
Sawit
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit.
§ Karakteristik Kelapa Sawit
1. Daun
Daunnya merupakan daun yang majemuk. Berwarna hijau tua dan pelapah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. bentuk daunnya termasuk majemuk menyirip, tersusun rozet pada ujung batang.
2. Batang
Batang tanaman diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan tanaman kelapa.
3. Akar
Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.
4. Bunga
Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.
Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan
5. Buah
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah.
Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% persen buah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34 - 40 persen.
Buah terdiri dari tiga lapisan:
a. Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
b. Mesoskarp, serabut buah
c. Endoskarp, cangkang pelindung inti
§ Sejarah Perkembangan Kelapa Sawit di Indonesia
Pada awalnya bangsa Portugis mengenal tanaman kelapa sawit saat melakukan perjalanan ke Pantai Gading (Ghana). Mereka heran ketika menyaksikan penduduk setempat menggunakannya untuk memasak dan sebagai bahan kecantikan. Tanaman kelapa sawit masuk ke Indonesia dan daerah-daerah lain di Asia sebagai tanaman hias sekitar tahun 1848. Daerah pertama di Indonesia yang diketahui sangat cocok untuk membudidayakan tanaman kelapa sawit ini adalah Sumatera Utara.
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia dilakukan oleh beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit. Di pulau Sumatera saja hingga tahun 1920 sudah puluhan perusahaan perkebunan yang menanam kelapa sawit. Masa suram bagi tanaman kelapa sawit sempat terjadi pada waktu penjajahan Jepang, yang mengakibatkan kebun kelapa sawit diganti dengan tanaman pangan. Hal itu menyebabkan pabrik-pabrik pengolahan tidak lagi berproduksi.
Potensi areal perkebunan Indonesia masih terbuka luas untuk tanaman kelapa sawit. Upaya perluasan perkebunan komoditas kelapa sawit dilaksanakan dengan jangkauan daerah penanaman meluas ke luar dari daerah serta kelapa sawit sebelumnya, yaitu dengan membangun perkebunan-perkebunan baru di Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Data menunjukkan kecendrungan peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit, khususnya perkebunan rakyat.
§ Pemasaran Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit merupakan komoditi yang sangat menguntungkan, sehingga perluasan areal sangat maju pesat. Industri pengolahan kelapa sawit di Indonesia terus mengalami peningkatan. Sejumlah pabrik dengan kapasitas produksi minyak sawit CPO (Crude Palm Oil) tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia.
Pemasaran produk kelapa sawit pada perkebunan besar negara dilakukan secara bersama melalui kantor pemasaran yang sudah ditunjuk bersama, sedangkan untuk perkebunan besar swasta, pemasaran dilakukan oleh masing-masing perusahaan. Pada umumnya perusahaan besar, baik negara maupun swasta menjual produk kelapa sawit dalam bentuk olahan, yaitu minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO). Penjualan langsung kepada eksportir ataupun ke pedagang atau industri dalam negeri.
Perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh rakyat yang hasil produksinya terbatas, penjualan sulit dilakukan apabila ingin menjualnya langsung ke industri pengolah. Oleh karena itu, petani harus menjualnya melalui pedagang tingkat desa atau melalui KUD, kemudian berlanjut ke pedagang besar hingga ke industri pengolah. Penjangnya rantai pemasaran hasil perkebunan rakyat ini menyebabkan tingkat keuntungan yang diperoleh para petani relatif kecil.
§ Kandungan yang Terdapat dalam Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan minyak nabati yang penting, di samping kelapa, kacang-kacangan, jagung, bunga matahari, dan sebagainya. Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas perdagangan yang menjanjikan. Minyak kelapa sawit mampu menghasilkan berbagai hasil industri hilir yang dibutuhkan manusia, seperti minyak goreng, mentega, sabun, kosmetik, dan lain sebagainya.
Minyak kelapa sawit yang mengandung asam lemak jenuh dan tidak jenuh dalam proses selanjutnya akan menghasilkan fraksi olein, stearin, dan fatty acid. Olein dipergunakan untuk pembuatan minyak goreng, stearin digunakan untuk pembuatan mentega, sedangkan fatty acid dalam pengembangannya dapat digunakan sebagai bahan dasar oleokimia.
§ Manfaat Kelapa Sawit
Hasil utama tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit atau yang sering dikenal dengan nama CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit. Minyak sawit dapat dimanfaatkan di berbagai industri karena memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku adalah industri pangan, industri kosmetik, dan farmasi. Bahkan minyak sawit telah dikembangkan sebagai sakah satu bahan bakar.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki keuntungan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Keunggulan tersebut antara lain:
a. Menjadi sumber minyak nabati termurah karena efisiensi minyak kelapa sawit ini tinggi.
b. Dibanding minyak lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai produktivitas yang tinggi.
c. Dibanding minyak nabati lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai manfaat yang lebih luas, baik pada industri pangan, maupun pada industri non pangan.
d. Kandungan gizi minyak kelapa sawit lebih unggul daripada minyak nabati lainnya.
§ Cara Pembudidayaan Kelapa Sawit
1. Syarat Tumbuh
Sebagai tanaman yang dibudidayakan, tanaman kelapa sawit memerlukan kondisi lingkungan yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat berproduksi secara maksimal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit antara lain keadaan iklim dan tanah. Selain itu, faktor yang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit adalah faktor genetis, perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi.
a. Iklim
· Curah Hujan dan Kelembaban
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan di daerah tropik, dataran rendah yang panas, dan lembab. Curah hujan yang baik adalah 2.500-3.000 mm per tahun yang turun merata sepanjang tahun. Daerah pertanaman yang ideal untuk bertanam kelapa sawit adalah dataran rendah yakni antara 200-400 meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian tempat lebih 500 meter di atas permukaan laut, pertumbuhan kelapa sawit ini akan terhambat dan produksinya pun akan rendah.
· Penyinaran Matahari
Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 7-5 jam per hari.pertumbuhan kelapa sawit di Sumatera Utara terkanal baik karena berkat iklim yang sesuai yaitu lama penyinaran matahari yang tinggi dan curah hujan yang cukup. Umumnya turun pada sore atau malam hari.
· Suhu
Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa sawit. Suhu rata-rata tahunan daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada antara 25-27 0C, yang menghasilkan banyak tandan. Variasi suhu yang baik jangan terlalu tinggi. Semakin besar variasi suhu semakin rendah hasil yang diperoleh. Suhu, dingin dapat membuat tandan bunga mengalami merata sepanjang tahun.
b. Tanah
Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dalam banyak hal bergantung pada karakter lingkungan fisik tempat pertanaman kelapa sawit itu dibudidayakan. Jenis tanah yang baik untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah latosol, podsolik merah kuning, hidromorf kelabu, aluvial, dan organosol/gambut tipis.
Kesesuaian tanah untuk bercocok tanam kelapa sawit ditentukan oleh dua hal, yaitu sifat-sifat fisis dan kimia tanah.
· Sifat Fisis Tanah
Pertumbuhan kelapa sawit akan baik pada tanah yang datar atau sedikit miring, solum dalam dan mempunyai drainase yang baik, tanah gembur, subur, permeabilitas sedang, dan lapisan padas tidak terlalu dekat dengan permukaan tanah.
Tanah yang baik bagi pertumbuhan juga harus mampu menahan air yang cukup dan hara yang tinggi secara alamiah maupun hara tambahan. Tanah yang kurang cocok adalah tanah pantai berpasir dan tanah gambut tebal. Dalam menentukan batas-batas yang tajam mengenai kesesuaian sifat fisis tanah di antara tipe-tipe tanah memang relatif sulit.
· Sifat Kimia Tanah
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada tanah pH 4,0-6,5 dan pH optimumnya antara 5,0-5,5. Tanah yang memiliki pH rendah biasanya dijumpai pada daerah pasang surut, terutama tanah gambut. Tanah organosol atau gambut mengandung lapisan yang terdiri atas lapisan mineral dengan lapisan bahan organik yang belum terhumifikasi lebih lanjut memiliki pH rendah.
§ Cara Pemeliharaan Kelapa Sawit
Pemeliharaan tanaman merupakan hal yang sangat penting dalam usaha budidaya tanaman karena menentukan masa perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Perawatan tidak hanya ditujukan pada tanamannya, tetapi juga pada media tanah pada lahan pertanaman tersebut. Perawatan tanaman kelapa sawit meliputi penyulaman, pembuatan piringan, penanaman tanaman sela, pengendalian gulma, pemangkasan, pemupukan, dan penyerbukan buatan.
§ Hasil Olahan dari Kelapa Sawit
Hasil utama tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit atau yang sering dikenal dengan nama CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit. Minyak sawit dapat dimanfaatkan di berbagai industri karena memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku adalah industri pangan, industri kosmetik, dan farmasi. Bahkan minyak sawit telah dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki keuntungan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Keunggulan tersebut antara lain:
1. Menjadi sumber minyak nabati termurah karena efisiensi minyak kelapa sawit ini tinggi.
2. Dibanding minyak lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai produktivitas yang tinggi.
3. Dibanding minyak nabati lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai manfaat yang lebih luas, baik pada industri pangan, maupun pada industri non pangan.
4. Kandungan gizi minyak kelapa sawit lebih unggul daripada minyak nabati lainnya.
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit.
§ Karakteristik Kelapa Sawit
1. Daun
Daunnya merupakan daun yang majemuk. Berwarna hijau tua dan pelapah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. bentuk daunnya termasuk majemuk menyirip, tersusun rozet pada ujung batang.
2. Batang
Batang tanaman diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan tanaman kelapa.
3. Akar
Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.
4. Bunga
Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.
Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan
5. Buah
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah.
Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% persen buah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34 - 40 persen.
Buah terdiri dari tiga lapisan:
a. Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
b. Mesoskarp, serabut buah
c. Endoskarp, cangkang pelindung inti
§ Sejarah Perkembangan Kelapa Sawit di Indonesia
Pada awalnya bangsa Portugis mengenal tanaman kelapa sawit saat melakukan perjalanan ke Pantai Gading (Ghana). Mereka heran ketika menyaksikan penduduk setempat menggunakannya untuk memasak dan sebagai bahan kecantikan. Tanaman kelapa sawit masuk ke Indonesia dan daerah-daerah lain di Asia sebagai tanaman hias sekitar tahun 1848. Daerah pertama di Indonesia yang diketahui sangat cocok untuk membudidayakan tanaman kelapa sawit ini adalah Sumatera Utara.
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia dilakukan oleh beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit. Di pulau Sumatera saja hingga tahun 1920 sudah puluhan perusahaan perkebunan yang menanam kelapa sawit. Masa suram bagi tanaman kelapa sawit sempat terjadi pada waktu penjajahan Jepang, yang mengakibatkan kebun kelapa sawit diganti dengan tanaman pangan. Hal itu menyebabkan pabrik-pabrik pengolahan tidak lagi berproduksi.
Potensi areal perkebunan Indonesia masih terbuka luas untuk tanaman kelapa sawit. Upaya perluasan perkebunan komoditas kelapa sawit dilaksanakan dengan jangkauan daerah penanaman meluas ke luar dari daerah serta kelapa sawit sebelumnya, yaitu dengan membangun perkebunan-perkebunan baru di Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Data menunjukkan kecendrungan peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit, khususnya perkebunan rakyat.
§ Pemasaran Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit merupakan komoditi yang sangat menguntungkan, sehingga perluasan areal sangat maju pesat. Industri pengolahan kelapa sawit di Indonesia terus mengalami peningkatan. Sejumlah pabrik dengan kapasitas produksi minyak sawit CPO (Crude Palm Oil) tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia.
Pemasaran produk kelapa sawit pada perkebunan besar negara dilakukan secara bersama melalui kantor pemasaran yang sudah ditunjuk bersama, sedangkan untuk perkebunan besar swasta, pemasaran dilakukan oleh masing-masing perusahaan. Pada umumnya perusahaan besar, baik negara maupun swasta menjual produk kelapa sawit dalam bentuk olahan, yaitu minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO). Penjualan langsung kepada eksportir ataupun ke pedagang atau industri dalam negeri.
Perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh rakyat yang hasil produksinya terbatas, penjualan sulit dilakukan apabila ingin menjualnya langsung ke industri pengolah. Oleh karena itu, petani harus menjualnya melalui pedagang tingkat desa atau melalui KUD, kemudian berlanjut ke pedagang besar hingga ke industri pengolah. Penjangnya rantai pemasaran hasil perkebunan rakyat ini menyebabkan tingkat keuntungan yang diperoleh para petani relatif kecil.
§ Kandungan yang Terdapat dalam Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan minyak nabati yang penting, di samping kelapa, kacang-kacangan, jagung, bunga matahari, dan sebagainya. Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas perdagangan yang menjanjikan. Minyak kelapa sawit mampu menghasilkan berbagai hasil industri hilir yang dibutuhkan manusia, seperti minyak goreng, mentega, sabun, kosmetik, dan lain sebagainya.
Minyak kelapa sawit yang mengandung asam lemak jenuh dan tidak jenuh dalam proses selanjutnya akan menghasilkan fraksi olein, stearin, dan fatty acid. Olein dipergunakan untuk pembuatan minyak goreng, stearin digunakan untuk pembuatan mentega, sedangkan fatty acid dalam pengembangannya dapat digunakan sebagai bahan dasar oleokimia.
§ Manfaat Kelapa Sawit
Hasil utama tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit atau yang sering dikenal dengan nama CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit. Minyak sawit dapat dimanfaatkan di berbagai industri karena memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku adalah industri pangan, industri kosmetik, dan farmasi. Bahkan minyak sawit telah dikembangkan sebagai sakah satu bahan bakar.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki keuntungan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Keunggulan tersebut antara lain:
a. Menjadi sumber minyak nabati termurah karena efisiensi minyak kelapa sawit ini tinggi.
b. Dibanding minyak lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai produktivitas yang tinggi.
c. Dibanding minyak nabati lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai manfaat yang lebih luas, baik pada industri pangan, maupun pada industri non pangan.
d. Kandungan gizi minyak kelapa sawit lebih unggul daripada minyak nabati lainnya.
§ Cara Pembudidayaan Kelapa Sawit
1. Syarat Tumbuh
Sebagai tanaman yang dibudidayakan, tanaman kelapa sawit memerlukan kondisi lingkungan yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat berproduksi secara maksimal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit antara lain keadaan iklim dan tanah. Selain itu, faktor yang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit adalah faktor genetis, perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi.
a. Iklim
· Curah Hujan dan Kelembaban
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan di daerah tropik, dataran rendah yang panas, dan lembab. Curah hujan yang baik adalah 2.500-3.000 mm per tahun yang turun merata sepanjang tahun. Daerah pertanaman yang ideal untuk bertanam kelapa sawit adalah dataran rendah yakni antara 200-400 meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian tempat lebih 500 meter di atas permukaan laut, pertumbuhan kelapa sawit ini akan terhambat dan produksinya pun akan rendah.
· Penyinaran Matahari
Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 7-5 jam per hari.pertumbuhan kelapa sawit di Sumatera Utara terkanal baik karena berkat iklim yang sesuai yaitu lama penyinaran matahari yang tinggi dan curah hujan yang cukup. Umumnya turun pada sore atau malam hari.
· Suhu
Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa sawit. Suhu rata-rata tahunan daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada antara 25-27 0C, yang menghasilkan banyak tandan. Variasi suhu yang baik jangan terlalu tinggi. Semakin besar variasi suhu semakin rendah hasil yang diperoleh. Suhu, dingin dapat membuat tandan bunga mengalami merata sepanjang tahun.
b. Tanah
Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dalam banyak hal bergantung pada karakter lingkungan fisik tempat pertanaman kelapa sawit itu dibudidayakan. Jenis tanah yang baik untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah latosol, podsolik merah kuning, hidromorf kelabu, aluvial, dan organosol/gambut tipis.
Kesesuaian tanah untuk bercocok tanam kelapa sawit ditentukan oleh dua hal, yaitu sifat-sifat fisis dan kimia tanah.
· Sifat Fisis Tanah
Pertumbuhan kelapa sawit akan baik pada tanah yang datar atau sedikit miring, solum dalam dan mempunyai drainase yang baik, tanah gembur, subur, permeabilitas sedang, dan lapisan padas tidak terlalu dekat dengan permukaan tanah.
Tanah yang baik bagi pertumbuhan juga harus mampu menahan air yang cukup dan hara yang tinggi secara alamiah maupun hara tambahan. Tanah yang kurang cocok adalah tanah pantai berpasir dan tanah gambut tebal. Dalam menentukan batas-batas yang tajam mengenai kesesuaian sifat fisis tanah di antara tipe-tipe tanah memang relatif sulit.
· Sifat Kimia Tanah
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada tanah pH 4,0-6,5 dan pH optimumnya antara 5,0-5,5. Tanah yang memiliki pH rendah biasanya dijumpai pada daerah pasang surut, terutama tanah gambut. Tanah organosol atau gambut mengandung lapisan yang terdiri atas lapisan mineral dengan lapisan bahan organik yang belum terhumifikasi lebih lanjut memiliki pH rendah.
§ Cara Pemeliharaan Kelapa Sawit
Pemeliharaan tanaman merupakan hal yang sangat penting dalam usaha budidaya tanaman karena menentukan masa perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Perawatan tidak hanya ditujukan pada tanamannya, tetapi juga pada media tanah pada lahan pertanaman tersebut. Perawatan tanaman kelapa sawit meliputi penyulaman, pembuatan piringan, penanaman tanaman sela, pengendalian gulma, pemangkasan, pemupukan, dan penyerbukan buatan.
§ Hasil Olahan dari Kelapa Sawit
Hasil utama tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit atau yang sering dikenal dengan nama CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit. Minyak sawit dapat dimanfaatkan di berbagai industri karena memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku adalah industri pangan, industri kosmetik, dan farmasi. Bahkan minyak sawit telah dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki keuntungan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Keunggulan tersebut antara lain:
1. Menjadi sumber minyak nabati termurah karena efisiensi minyak kelapa sawit ini tinggi.
2. Dibanding minyak lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai produktivitas yang tinggi.
3. Dibanding minyak nabati lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai manfaat yang lebih luas, baik pada industri pangan, maupun pada industri non pangan.
4. Kandungan gizi minyak kelapa sawit lebih unggul daripada minyak nabati lainnya.
BAB 3
PENUTUP
PENUTUP
§ Kesimpulan
Dari Karya Ilmiah yang telah dibuat dapat ditarik kesimpulan bahwa :
a. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang dibudidayakan yang memerlukan kondisi lingkungan yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat berproduksi secara maksimal.
b. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit antara lain keadaan iklim dan tanah.
c. Cara pemeliharan tanaman Kelapa Sawit meliputi penyulaman, pembuatan piringan, penanaman tanaman sela, pengendalian gulma, pemangkasan, pemupukan, dan penyerbukan buatan.
d. Hasil Olahan yang dihasilkan oleh kelapa sawit, diantaranya adalah industri pangan, industri kosmetik, dan farmasi.
§ Saran
Kita hendaknya memelihara dan memanfaatkan Kelapa Sawit dengan baik, karena apabila kelapa sawit diolah dengan tepat, maka akan membuat keutungan yang cukup besar bagi negara.
DAFTAR PUSTAKA
Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 62 Hal.
Sunarko, 2008. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Setyamidjaja dan Djoehana. 1991. Budidaya Kelapa sawit. Kanisius. Yogyakarta
Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 410hal.
Perangin-angin, S.A. 2006. Pengendalian Gulma di Kebun Kelapa Sawit (Elaeis
guinensis Jacq.) Kawan Batu Estate, PT. Teguh Sempurna, Minamas Plantation, Kalimantan Tengah.
Zaman, F.F.S.B. 2006. Manajemen Pengendalian Hama dan penyakit pada Tanaman Belum Mengahasilkan di Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq.) PT.
coba lebih rapi lagi gan penyajiannya, akan lebih baik. Kunjungi juga ya : manfaat daun kelapa
ReplyDeleteApabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
ReplyDeleteTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
1.
Coagulan, nutrisi dan bakteri
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Degreaser & Floor Cleaner Plant
2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Disinfectant
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium